Mengisi liburan tanggal 2-4 November 2013, saya akhirnya memilih untuk berlibur sendiri, menjadi solo treveler. Walaupun berlibur sendirian, akan tetapi tetap tidak bisa disebut solo traveler karena saya bergabung dengan teman-teman dari Jejak Garuda yang sedang mengadakan acara traveling Kawah Ijen dan Baluran.
Siapa Jejak Garuda?
untuk lebih jelasnya bisa mengunjungi website mereka http://jejakgaruda.com/
Menurut saya, teman-teman dari Jejak Garuda merupakan kumpulan generasi bangsa yang mencintai tanah air ini. Kalau kata mereka :
“Negeri ini indah tanpa hiperbola. Mari menjaga alamnya, menikmati bawah lautnya, bernafas dengan udaranya, merenung di balik embun gunungnya, belajar dari lembah, berbicara dengan anginnya, berteman dengan ombaknya, dan berjejak di tanahnya.”
Perjalanan ke Kawah Ijen dan Baluran, dimulai dari tanggal 1 November 2013 dengan meet point di Surabaya. Foto dulu di stasiun Jakarta Kota sambil menunggu kereta Gumarang :
Di setiap perjalan naik kereta sendirian, saya selalu berpikir, “Siapa ya yang duduk disebelah, cowok atau cewek?” #hahaha berharap seorang cewek cantik! TAPI….kenyataannya saya tidak pernah beruntung! Di dalam gerbong kereta, saya tidak sengaja bertemu dengan teman saya sendiri.
Perjalanan ke Surabaya merupakan perjalanan kereta yang cukup jauh. Sekitar jam setengah lima pagi, saya baru sampai di Stasiun Pasar Turi dan harus menunggu rombongan lain yang baru akan sampai di Surabaya sekitar jam 10-an siang.
Foto dulu di Tugu Pahlawan Surabaya :
Setelah dari Tugu Pahlawan, tujuan berikutnya Taman Bungkul. Tahun 2009 ketika saya kerja praktek di PT PAL Indonesia, saya sering menghabiskan waktu di taman ini. Berjalan kaki di kota Surabaya lebih menyenangkan dibandingkan dengan di Jakarta karena kondisi trotoar yang bagus dan nyaman.
Sekitar jam 8 pagi, saya sampai di Taman Bungkul. Ternyata taman bungkul sekarang berbeda dengan saat saya kunjungi tahun 2009 yang lalu. Lebih tertata dan fasilitasnya lebih nyaman. Setelah bosan, saya melanjutkan perjalanan ke Kebun Binatang Surabaya.
Beberapa foto di Kebun Binatang.
Sekitar jam 10, Hari , koordinator acara dari Jejak Garuda menghubungi , rombongan sudah sampai di Surabaya. Kira-kira setengah sebelas siang, saya bertemu dengan Hari dan 3 rombongan yang lain Indro, Santi dan Tia.
Langsung menuju ke Kawah Ijen.
Jarak Surabaya ke Kawah Ijen ternyata sangat jauh. Perjalanan menuju Ijen, melewati banyak tempat, dari hutan Jati, Pembangkit Listrik Paiton.
Sekitar jam setengah tujuh malam saya sampai ke pos Paltidung, dimana tempat terakhir sebelum naik ke Kawah Ijen. Karena tidak ada pengalaman naik ke Kawah Ijen, akhirnya menyewa guide. #Sebenarnya tidak perlu menyewa, karena rute yang akan dilewati sebenarnya mudah dan banyak yang mendaki. Tapi, bagi yang belum pernah memang lebih baik memakai guide, selain membantu perekonomian warga sekitar dan kita nanti diberitahu beberapa hal yang perlu di lakukan saat naik ke kawah Ijen :
1. Untuk melihat blue fire, kita harus menurunin tebing yang curam, jadi harus hati-hati.
2. Ketika bertemu penambang, kita harus menyingkir karena mereka membawa beban yang berat.
Saya dan rombongan mulai mendaki sekitar jam 1 pagi. Pengalaman pertama naik gunung #wah…excited… Kurang lebih 1 jam mendaki, sampai di Pos Penimbangan Belerang. #Istirahat 5 menit. Track dari Paltidung sampai Pos Penimbangan kondisinya menanjak dan berpasir. Sedangkan dari Pos Penimbangan sampai Kawah , kondisinya jalan relatif datar, tidak terlalu menanjak. Tapi untuk bisa melihat blue fire lebih jelas, harus menuruni tebing yang curam.
#Kagum, bisa berpapasan dengan para penambang yang membawa belerang, beratnya mungkin sekitar 80 Kg, dari dasar kawah.
Selain blue fire, di dasar kawah kita juga bisa mencium aroma dari belerang yang terbakar. Baunya sangat luar biasa, kalau menurut saya “bau kentut masih lebih wangi dari pada belerang terbakar!”
Saat matahari mulai terbit, ada pemandangan lain yang indah – dan ini bikin saya jatuh cinta. Danau di Kawah Ijen, pagi hari terlihat sangat indah.
Dari kiri..Hari , Santi, Indro dan Tia
Karena hari libur panjang, kawah ijen sangat ramai
Perjalanan turun gunung..
Pengalaman pertama mendaki gunung sangat menyenangkan dan pastinya akan ketagihan untuk mendaki gunung yang lain.
Beberapa hal yang menarik tentang kawah Ijen :
1. Soal penambangan belerang, ternyata menurut info dari penambang, cuma ada satu pengumpul belerang yang menerima belerang hasil tambang dari penambang. #bagaimana mau harga tinggi kalau dimonopoli satu orang.
2. Ada banyak turis manca negara yang ikut mendaki untuk melihat blue fire, bisa jadi prospek pariwisata yang bagus, kalau saja ada pengelolaan yang benar #Semoga.
3. Banyak pendaki kawah ijen, sepertinya tidak terlalu peduli dengan keamanan diri sendiri, karena mendaki gunung menggunakan perlengkapan seadanya, sendal jepit, sepatu converse, yang lebih parah ada yang memakai rok
Pesona gunung yang indah memang membuat hati ini tidak ingin untuk beranjak pergi, tapi perjalanan tetap harus dilanjutkan. Sekitar jam setengah 8 pagi, saya dan rombongan berangkat menuju destinasi berikutnya, Taman Nasional Baluran.
Taman Nasional Baluran, merupakan salah satu taman nasional yang terlengkap, terletak di kota Situbondo Jawa Timur, TN Baluran memiliki beragam jenis vegetasi, dari sabana, mangrove, hutan rawa, musim, gunung serta memiliki pantai. Di TN Baluran, kita bisa melihat beragam jenis binatang asli sana, monyet, rusa, burung-burung, banteng, kerbau liar bahkan harimau jika beruntung.
Perjalanan dari paltidung ke baluran, membutuhkan waktu cukup lama. Setelah sampai di Baluran, kita langsung cek in di penginapan yang ada di pusat taman nasional.
Di pagi hari, hunting sunrise di pantai Bama
siangnya , narsis di padang rumput .
sekita jam 1 , saya dan rombongan jejak garuda meninggalkan Taman Nasional Baluran dan menuju kota Surabaya. Di Surabaya kami berpisah dan saya menuju stasiun pasar turi.
Baca Lainnya
Pengalaman sehari mendaki Gunung Bongkok Purwakarta
Satu hari traveling di Karanganyar
Berkeliling menikmati kuliner Solo yang enak