Anak Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung aktif yang ada di Indonesia. Anak Gunung Krakatau juga merupakan sisa-sisa dari maha dahsyatnya Gunung Krakatau purba yang telah lama meletus.
Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung keindahan Anak Gunung Krakatau, salah satu ciptaan Tuhan yang begitu luar biasa.
Sejarah Anak Gunung Krakatau dimulai dari zaman dulu #katanya sih zaman pra sejarah. Saat itu ada sebuah gunung api besar yang disebut Krakatau Besar , kemudian gunung tersebut meletus dahsyat hingga menyisakan 1/3 bagian saja yaitu : Rakata , Panjang, Sertung.
Rakata yang merupakan sisa Krakatau Purba merupakan gunung aktif, kemudian membentuk dua vulkanik baru , yaitu : Danan dan Perbuatan. Lalu sekitar tahun 1883 , terjadi letusan dahsyat yang hanya menyisakan sebagian Rakata, Panjang dan sertung . Danan dan Perbuatan hancur total.
Meskipun telah meletus berkali-kali dan menghancurkan pulau, aktifitas vulkanik masih terus berlanjut. Sekitar tahun 1927, muncul sebuah gunung baru yang sekarang dikenal dengan nama Anak Gunung Krakatau.
Sebelum sampai di Anak Gunung Krakatau, perjalanan traveling ini dimulai dari Pelabuhan Merak menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Bakauheni, sekitar 2 jam perjalanan. # bercerita tentang kapal ferry, saya jadi inget perjalanan ke Karimunjawa beberapa bulan lalu, ketinggalan kapal ferry trus pakai perahu nelayan 10 jam perjalanan terombang-ambing di laut hahahaha, untungnya di Pelabuhan Merak ini ada banyak kapal ferry jadi aman buat datang jam berapa saja.
Setelah sampai di Pelabuhan Bakauheni, perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Canti, sekitar 1 jam perjalanan menggunakan angkot yang sudah disewa. Dari pelabuhan kecil ini, nantinya akan menggunakan kapal kayu menuju Pulau Sebesi. #karena ikut open trip jadinya segala fasilitas sudah diatur.
Perjalanan dari Canti ke Pulau Sebesi membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Tapi sebelum ke Pulau Sebesi, rombongan yang saya ikuti mampir dulu di Pulau Sebuku Kecil untuk sekedar melihat keindahan pantai, di dekat pulau ini juga tempat untuk snorkeling.
#hahaha selalu ambil foto selfie dimanapun berada, obsesi norak ambil foto selfie di seluruh indonesia.
#sayang banget, karena habis sakit, saya jadinya tidak bisa lama-lama snorkeling.
Sekitar jam 12 siang, saya akhirnya sampai di Pulau Sebesi. #yeee akhirnya bisa tidur dulu. Sekitar jam 4 sore, rombongan menuju spot snorkeling kedua. Karena kondisi badan yang masih gak fit, saya memutuskan untuk tidak ikut dan tiduran di kapal saja #hahaha gara-gara sakit dadakan jadi kurang bisa menikmati perjalanan.
Sekitar jam setengah 6 sore, kegiatan berikutnya adalah menonton matahari tenggelam. Karena terhalang Pulau Sebesi, kapal harus berputar cukup jauh. Hari kedua, perjalan ke Anak Gunung Krakatau dimulai sekitar jam 4 pagi. Dari Pulau Sebesi ke Anak Gunung Krakatau membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam. #yeee akhirnya bisa berjejak di tanah krakatau.
Dibutuhkan kurang lebih 20 menit untuk mendaki gunung ini. Sayangnya kita tidak bisa mendaki sampai puncak tertingginya karena berbahaya, jadinya cuma sampai 2/3 dari ketinggian gunung. #dan tidak lupa juga ambil foto selfie hahaha. Longsoran dari muntahan gunung ini bisa kita saksikan dari dekat. Mungkin jika tidak terjadi letusan hebat lagi, Anak Gunung Krakatau suatu hari nanti akan menjadi gunung yang sangat tinggi.
Puas menikmati gagahnya Anak Gunung Krakatau, perjalanan berikutnya adalah snorkeling. Di sekitar gunung ini ada spot snorkeling yang paling bagus diantara spot yang lain. Tapi saya cuma bisa menonton saja hahaha. Setelah puas menikmatai bawah laut, rombongan kembali ke Pulau Sebesi untuk packing dan kembali lagi ke Jakarta.
Krakatau memang bukan tempat yang paling indah, tapi disini ada cerita tentang keagungan Tuhan – menciptakan bumi Indonesia yang luar bisa!
Baca Lainnya
Pengalaman sehari mendaki Gunung Bongkok Purwakarta
Satu hari traveling di Karanganyar
Berkeliling menikmati kuliner Solo yang enak