Sudah hampir 3 tahun KRL ekonomi berhenti beroperasi dan digantikan oleh Commuterline. Selama itu pula, telah banyak perubahan yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek. Bagi pengguna yang baru menggunakan jasa kereta ini, tentu saja tidak akan merasakan perbedaannya dan mungkin masih menganggap pelayanan commuterline belum bagus. Tapi, bagi pengguna yang sudah bertahun-tahun menggunakan jasa angkutan masal ini, pasti masih mengingat betapa mengerikannya KRL ekonomi dulu.
Untuk mengingat kembali kenangan bersama kereta listrik ekonomi, berikut ini ulasan 5 perubahan drastis yang terjadi setelah adanya commuterline :
1. Tidak ada lagi pedagang, pengamen, peminta-minta dan sejenisnya.
Saya masih ingat pertama kali naik KRL ekonomi tahun 2006 yang lalu, ketika baru menjadi mahasiswa UI. Saya pergi ke stasiun kota bersama teman dan ketika naik, saya kaget, wah gerbong kereta ekonomi sudah seperti pasar. Pedagang asongan yang mendorong gerobak kecil yang ada dagangannya seperti buah, mainan, makanan dan lainnya. Selain itu, pengamen silih berganti, setelah turun di stasiun satu, pengamen yang lainnya datang dan menyanyikan lagu. Lalu yang membuat tambah mengerikan adalah banyak peminta-minta yang entah benar atau gak , terkadang mereka terlihat seperti sedang terluka, ada yang kakinya buntung dan lain sebagainya.
2. Stasiun kereta menjadi area terbatas
Dulu, stasiun kereta entah itu yang berada di Bogor sampai Jakarta kota bukan tempat yang aman. Orang bebas keluar masuk stasiun,bahkan banyak gelandangan yang menempati lorong-lorong stasiun. Saya sendiri selalu khawatir jika harus berada di stasiun malam hari. Sekarang kondisinya berubah total, saya sering pulang jam 11 malam tapi tak merasa khawatir lagi.
3. Tiket kereta menjadi eTicket
Sebelum menggunakan sistem eTicket ini, jika ingin naik krl ekonomi kita membeli karcis tiket harian. Setelah masuk ke kereta, jika kondisi sepi nanti akan ada petugas pemeriksa tapi jika kondisi ramai biasanya tidak ada. Hal lucu yang sering terjadi adalah penumpang yang kedapatan tidak membawa tiket, ketika diperiksa biasanya memberikan salam tempel, selain itu ada juga yang diam saja, pura-pura tidak tahu, walaupun sudah dicolek petugasnya.
4. Tidak ada lagi Atapers
Atapers adalah sebutan bagi penumpang kereta listrik ekonomi yang berada di atas gerbong. Meskipun sudah dilarang tapi para atapers ini tetap nekat. Berbagai upaya PT KAI untuk mengusir para atapers ini tapi selalu gagal, dari penyemprot cat, kawat berduri dan lainya. Setiap tahunnya selalu ada korban jiwa dari atapers ini yang tersengat listrik tegangan tinggi.
5. Tidak ada lagi toko dan warung makan di dalam peron
Salah satu hal yang kadang dirindukan adalah adanya toko dan warung makan di samping peron. Biasanya penumpang ketika menunggu kereta bisa makan di warung-warung tersebut. Stasiun yang peronnya terdapat toko dan warung makan adalah stasiun UI, pondok cina hingga sampai ke Bogor. Akan tetapi, sekarang setelah adanya sterilisasi semua toko dan warung ini digusur. Meskipun sempat ada demo dari para pedagang yang memprotes tindakan dari PT KAI ini.
Baca Lainnya
Informasi beasiswa S2 dari PPM School of Management
Jalan panjang belajar bikin sketsa wajah
11 Gambar ilusi optik yang akan membuat bingung penglihatan kita